Dalam mempelajari bahasa asing, hanya sebatas menghafalkan kosakata saja tidaklah cukup. Agar bisa berinteraksi dengan lawan bicara, diperlukan pola atau susunan kata atau biasa disebut dengan grammar agar kalimat bisa tersampaikan dengan tepat kepada lawan bicara.
Ada banyak sekali bahasa di dunia ini, dimana beberapa bahasa memiliki pola atau struktur kalimat yang sama. Misalnya bahasa Indonesia dan bahasa melayu. Hanya terdapat sedikit perbedaan yang kebanyakan terletak pada kosakatanya saja.
Berbeda dengan bahasa Jepang, jika dilihat dari sisi pola kalimat bisa dikatakan bahwa bahasa jepang adalah kebalikan dari bahasa indonesia. Dalam tata bahasa Indonesia, untuk membuat suatu kalimat dikenal dengan rumusan SPOK atau subjek, predikat, objek, dan keterangan. Sedangkan dalam bahasa Jepang menganut rumusan SKOP atau subjek, keterangan, objek dan predikat.
Bingung dengan penjelasan di atas?
Mari kita mulai dari pola kalimat yang paling mendasar dalam bahasa jepang. Pola ini sangat fundamental sehingga harus benar-benar dipahami agar lebih mudah dalam belajar bahasa Jepang kedepannya.
Pola Kalimat Positif – Kata benda は kata benda です。
Ini adalah pola kalimat dasar dalam bahasa jepang. Huruf は dalam pola kalimat ini adalah sebagai partikel penanda topik (dibaca “wa”). Atau menegasakan bahwa kata yang berada didepan partikel は adalah subjek atau topik yang sedang dibicarakan. Sedangkan kata yang berada setelahnya adalah sebagai informasi yang menjelasakan subjek dari kalimat tersebut. Kata “です” tidak memiliki arti sendiri hanya sebagai penunjuk suatu kalimat.
Yang dimaksud kata benda disini bukan dalam harfiah “benda berwujud” melainkan semua kata yang menggantikan orang, tempat, benda, ide, dan lain sebagainya. Bahkan dalam beberapa kasus kata kerja pun bisa dirubah menjadi kata benda.
Contoh:
- わたしは マジッドです。(watashi wa Majiddo desu)
- わたしは がくせいです。(watashi wa gakusei desu)
- おとうさんは インドネシアじんです。(otousan wa Indonesia jin desu)
- かれは しょうがくせいです。(kare wa shougakusei desu)
Arti:
- Saya adalah Majid.
- Saya adalah pelajar.
- Ayah (saya) adalah orang Indonesia.
- Dia adalah siswa SD
Kalimat Negatif – Kata benda は Kata benda ではありません。
Pola selanjutnya adalah untuk menunjukan kalimat negatif. Pola ini adalah kebalikan dari pola kalimat dasar yang pertama kita pelajari. Jika dibandingkan dengan pola sebelumnya, perbedaan hanya terletak pada akhir kalimatnya saja. Sehingga dalam bahasa jepang, ungkapan akan bisa dipahami dengan benar jika kalimat sudah diucapkan sepenuhnya.
Contoh:
- わたしは マジッドではありません。(watashi wa majiddo dewa arimasen)
- わたしは がくせいではありません。(watashi wa gakusei dewa arimasen)
- おとうさんは インドネシアじんではありません。(otousan wa indonesia jin dewa arimasen)
- かれは しょうがくせいではありません。(kare wa shougakusei dewa arimasen)
Arti:
- Saya bukan Majid
- Saya bukan seorang pelajar
- Ayah (saya) bukan orang Indonesia
- Dia bukan murid SD
Catatan:
Bentuk lain ではありません adalah じゃありません。Keduanya memiliki arti yang sama. Namun agar lebih sopan, sebaiknya menggunakan ではありません。
Dalam bahasa Jepang, menyimak sampai akhir kalimat adalah hal yang sangat penting agar tidak terjadi miskomunikasi. Terlebih penekanan makna dalam sebuah kalimat, kebanyakan berada di akhir kalimat. Hal ini hampir terdapat pada semua pola kalimat dalam bahasa jepang.
Latihan :
Untuk mempercepat pemahaman dalam pola kalimat ini, coba ubahlah kalimat-kalimat berikut ini kedalam bahasa Jepang.
- Saya adalah dokter
- Pak Aji adalah seorang guru
- Rini adalah pelajar SMA
- Dia (wanita) bukan seorang mahasiswa
- Ibu (saya) adalah Ibu rumah tangga
- Dika bukan anak-anak